Popular Post

Archive for May 2013

Cara Kerja Baterai

By : Unknown
Baterai, merupakan salah satu komponen yang sangat penting di bidang elektronika praktis. Kegunaannya dan variasi bentuknya di berbagai bidang elektronika membuat baterai seringkali menghasilkan suatu masalah khusus pada penggunaannya. lebih dari itu , banyak orang yang menggunakan baterai tanpa mengetahui karakteristik dasar dari baterai itu sendiri sehingga untuk proyek-proyek kecil seperti pembuatan robot atau perancangan elektronika sederhana seringkali ditemui kendala seperti berkurangnnya tegangan yang disuplay dari baterai meskipun pada baterai tersebut sudah dicantumkan rating tegangan tegangan tertentu yang untuk sebagian orang dipahami dengan tegangan konstan dan kemampuan suplai arus yang menurun seiring dengan pemakaian secara periodik atau kontinyu.
       Berdasarkan masalah tersebut timbul pertanyaan apakah sebenarnya baterai itu sumber arus atau sumber tegangan ?. Dari kedua pilihan tersebut sebenarnya sebagai sumber arus sudah tidak cocok disebutkan untuk baterai karena baterai apapun tidak dapat menyuplai arus secara konstan untuk beban yang berubah-ubah. Dan untuk pilihan kedua juga terkendala fakta bahwa tegangan baterai yang sudah lama dipakai akan turun nilainya dari nilai nominalnya jika kita mengukurnya dengan voltmeter dalam kondisi tidak dihubungkan ke beban. Nah, Apakah baterai masih bisa disebut sumber tegangan atau kita menganggap baterai adalah jenis lain?. Berikut ini penjelasan bagaimana sebenarnya baterai menghasilkan tegangan yang nantinya menghasilkan arus yang besarnya tergantung pemakaian beban juga bagaimana tegangan baterai bisa turun jika sudah digunakan berulang kali.

A. Jenis-Jenis Baterai dan Reaksi Kimianya
Tegangan yang dihasilkan oleh baterai tentunya dihasilkan oleh reaksi kimia tertentu yang ada pada baterai itu sendiri contohnya :
1. Zinc-Carbon Battery
Terminal negatif ----> Zn(s) → Zn2+(aq) + 2 e [E° = -0.7626 volts] (oksidasi)
Terminal Positif -----> 2MnO2(s) + 2 e + 2NH4Cl(aq) → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(aq) + 2 Cl [e° ≈ +0.5 v](reduksi)
persamaan reaksi keseluruhan ----> Zn(s) + 2MnO2(s) + 2NH4Cl(aq) → Mn2O3(s) + Zn(NH3)2Cl2 (aq) + H2O(l)
Total Voltase yang dihasilkan 0.5 - (-0.7626) = 1.3 ---1.5 V

Struktur baterai carbon -zinc

Kerusakan baterai yang tidak diberi lapisan leakproof dapat terjadi dikarenakan zinc yang merupakan lapisan terluar dari baterai akan terus menerus teroksidasi sehingga lapisan zinc akan semakin tipis dan mengakibatkan Mn2Oyang ada dibagian dalam baterai merembes keluar.

a.b. Baterai yang masih bagus, c.d. Baterai yang sudah rusak 

Baterai Zinc-Clhoride(Heavy Duty)
Merupakan pengembangan dari baterai zinc-carbon dengan lebih banyak campuran ZnCl2 dan bahan lain yang lebih murni sehingga menghasilkan daya tahan lebih lama dari pada baterai zinc-carbon
reaksi pada katoda MnO2(s) + H2O(l) + e- → MnO(OH)(s) + OH-(aq)
reaksi keseluruhan Zn(s) + 2 MnO2(s) + ZnCl2(aq) + 2 H2O(l) → 2 MnO(OH)(s) + 2 Zn(OH)Cl(aq)

B. Baterai Zinc-Manganese Diokside (Baterai Alkalin)
pada baterai ini terminal negatifnya (anode) terbuat dari zinc yang berwujud serbuk yang akan memberikan tempat lebih luas sehingga dapat meningkatkan kapasitas arus yang dihasilkan. Elektrolitnya berupa potassium hidroxide akan dikomsumsi selama proses discharge.
Proses setengah reaksi
Zn(s) + 2OH(aq) → ZnO(s) + H2O(l) + 2e [e° = -1.28 V]
2MnO2(s) + H2O(l) + 2e → Mn2O3(s) + 2OH(aq) [e° = +0.15 V]
reaksi keseluruhan
\mathrm{Zn_{(s)} + 2MnO_{2(s)} \leftrightharpoons Mn_2O_{3(s)} + ZnO_{(s)}}  [e° = 1.43 V]

Struktur baterai alkalin



BERSAMBUNG









Hutan buatan yang mengkonversi sinar matahari menjadi energi

By : Unknown
Satu jam sinar matahari memberikan energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap manusia di planet ini selama satu tahun penuh? jawabannya "tentu saja bisa", sebuah terobosan baru dibuat oleh para ilmuwan di Lawrence Berkeley National Laboratory bisa membuat hal ini menjadi kenyataan.
Para peneliti telah mengembangkan sebuah "Artificial Forest" (Hutan Buatan) yang dapat mengubah energi matahari menjadi bahan bakar kimia.

Bagaimana hal tersebut bekerja?

Dalam sebuah proses yang meniru fotosintesis, hutan buatan ini menyerap cahaya dan menggunakannya untuk menghasilkan oksigen dan hidrogen, dua gas yang dapat digunakan untuk sel bahan bakar listrik.
"Untuk membuat sistem penguraian air dengan menggunakan tenaga surya, kami membuat pohon artificial dengan heterostruktur nanowire, yang memiliki batang silikon dan cabang titanium oksida," kata Peidong Yang, seorang ahli kimia di Material Science Division Berkeley Lab dan memimpin ilmuwan untuk penelitian. "Secara visual, struktur nano ini menyerupai hutan buatan."
Heterostucture nanowire
Sama seperti pohon di hutan sesungguhnya, pohon nanowire yang padat akan membantu menekan refleksi sinar matahari dan menghasilkan permukaan yang lebih luas untuk menghasilkan reaksi kimia yang digunakan menghasilkan bahan bakar. Mereka pun telah melakukan pekerjaan yang meniru fotosintesis secara baik- proses dimana sinar matahari diserap oleh kloroplas tanaman hijau.
Ketika sinar matahari diserap oleh klorofil tumbuhan maka akan memicu reaksi berantai elektron, yang bergerak dari satu molekul ke yang berikutnya, membantu tanaman mengubah karbon dioksida menjadi gula karbohidrat dan oksigen.
Gerakan ini elektron disebut kereta transpor elektron, atau "skema-Z" karena pola gerakan menyerupai huruf Z. Para peneliti Berkeley memanfaatkan skema-Z ini untuk  hutan buatan mereka, tapi tidak menggunakan pigmen dalam kloroplas untuk gerakan elektronnya melainkan menggunakan semikonduktor.
Salah satu semikonduktor penyerap cahaya yang digunakan adalah silikon, yang nantinya akan menghasilkan hidrogen. Yang lainnya adalah titanium oksida, yang menghasilkan oksigen. Bersama-sama, hidrogen dan oksigen dapat disimpan dalam sel bahan bakar dan digunakan untuk menghasilkan energi terbarukan.
Model-model sebelumnya untuk fotosintesis buatan, termasuk daun buatan , juga telah berhasil menghasilkan hidrogen dan oksigen, tapi Yang dan timnya percaya bahwa sistem nano mereka lebih efisien-dan lebih murah-dari pendahulunya.

Yang mengatakan sistem timnya dapat berfungsi sebagai "cetak biru konseptual untuk efisiensi konversi solar ke bahan bakar yang lebih baik di masa depan."

Saat ini, hutan buatan hanya beroperasi pada 0,12 persen efisiensi untuk konversi sinar matahari-ke-bahan bakar, sebuah nilai yang harus ditingkatkan jika Yang dan timnya ingin mengkomersilkan penggunaan sistem.
Namun, Yang mengatakan dia yakin bahwa dengan sedikit pengembangan, peneliti dapat "mendorong efisiensi konversi energi menjadi persentase satu digit." 

    - Copyright © Learn - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -